Ilustrasi SPBU Ngempon vs SPBU Karangajati |
carauntukblog.blogspot.com - [Ayo ngakak !!!] Kisah unik antara pom bensin atau SPBU Ngempon vs SPBU Karangjati. Awalnya saya tidak tahu akan kejadian ini. Yaitu kelangkaan bahan bakar premium di daerah kami. Mulai beberapa minggu yang lalu daerah kami, Karangjati, Ngempon, dan Pringapus mengalami kelangkaan bahan bakar premium. Dari siang saya mencoba bertanya kepada tetangga saya yang menjual bahan bakar premium. Ternyata sudah 3 hari ini bahan bakar premium tidak ada, alias langka. Terus saya mencoba untuk membeli di pom bensin atau SPBU terdekat dengan rumah saya menggunakan motor saya yang satunya yang masih sedikit premiumnya. SPBU terdekat dengan rumah saya adalah SPBU Ngempon di kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Ternyata di SPBU Ngempon juga kehabisan, terlihat tulisan ketika saya mau masuk bahwa bahan bakar premium telah habis dan menunggu kiriman dari pertamina. Langsung saja saya teruskan perjalanan ke SPBU berikutnya untuk membeli premium. Dan SPBU yang saya tuju adalah SPBU Karangjati, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, pinggir jalan utama yang menghubungkan kota Semarang-Solo-Yogyakarta. Alhamdulillah di SPBU Karangjati ternyata masih ada dan langsung saya isi full tank, habis Rp60.000,00.
Untuk diketahui bahwa selama terjadi kelangkaan bahan bakar premium di daerah kami tersebut, masih ada beberapa pedagang bensin eceran dengan harga yang agak sedikit lebih mahal dari harga biasanya di daerah kami. Kalau biasanya premium eceran di daerah kami dijual dengan harga Rp7.000,00 dan setelah mengalami kelangkaan ini harga premium eceran mencapai Rp.8.0000,00. Usut punya usut ternyata terjadi kasus di pihak SPBU Ngempon, yaitu ketika ada orang yang ingin mengisi bensin kendaraannya, sang operator lebih memilih untuk melayani orang yang membeli dengan beberapa jerigen (mungkin karena sang pembeli biasanya memberikan tips untuk tiap jerigennya kepada sang operator) jadi sang operator lebih meng-anak emaskan sang pembeli dengan beberapa jerigen tersebut.
Celakanya itu terjadi pada jam kerja atau di siang bolong. Perlu diketahui juga bahwa peraturannya para pembeli dengan jerigen seharusnya dilayani setelah malam hari sampai pagi hari pukul 05.00 wib. Dan sang pembeli yang diacuhkan tadi sedikit tersinggung dengan kelakuan sang operator yang pilih kasih tersebut. Akhirnya, mungkin sang pembeli yang kecewa tadi melaporkan kejadian tersebut ke layanan konsumen pertamina. Akhirnya pom bensin atau SPBU Ngempon kena sanksi dari pertamina tidak boleh menjual bahan bakar premium selama satu bulan.
Itulah yang menyebabkan harga premium eceran di daerah saya melonjak naik. Hari-hari berlanjut. Setiap saya hampir kehabisan bensin saya selalu mencoba berusaha untuk membelinya di SPBU Karangjati, Bergas. Beberapa hari kemudian saya bersama anak istri jalan-jalan naik sepeda motor kesayangan saya. Bensin sudah menipis lagi, terus saya mau membeli di SPBU Karangjati. Ternyata juga mengalami kehabisan bahan bakar premium, dengan tulisan yang hampir sama pengumumannya, "menunggu kiriman premium". Saya mengira pertama kali, wajarlah jika SPBU Karangjati kehabisan bahan bakar premium. Mungkin para pemakai premium dari daerah saya membelinya beralih ke sini semua.
Terus saya urungkan untuk membeli premium hari itu. Beberapa hari kemudian saya jalan ke Ungaran, dengan sisa-sisa premium yang masih ada dalam tangki motor saya Alhamdulillah sampai di Pom bensin Ungaran. Langsung saja saya isi kembali full tank.
Di sinilah yang menurut saya cerita ini menjadi menarik dan lucu. Selama beberapa hari tanpa kabar akan tersedianya kembali premium di kedua SPBU tersebut saya mendengar kabar bahwa SPBU Karangjati, Bergas ternyata juga diskors oleh pertamina tidak boleh menjual bahan bakar jenis premium selama satu bulan. Ternyata juga ada yang melaporkan. Ini unik dan menggelikan. Yang melaporkan ternyata salah satu karyawan pimpinan dari SPBU Ngempon. Ini terbukti bahwa dari pihak SPBU Karangjati yang menyelidiki tentang siapa yang melaporkan nmereka dapat terungkap dengan cepat.
Begini kronologis terungkapnya siapa pelapor yang menyebabkan SPBU Karangjati juga diskorsing oleh pertamina tidak boleh menjual premium selama satu bulan......
Salah satu pihak dari SPBU Karangjati menyelidiki dan menelepon nomor telepon sang pelapor yang melaporkan mereka tersebut. Dan ketika ditelepon, yang mengangkat adalah suara seorang wanita, ketika ditanya siapakah suaminya dan bekerja dimana suaminya tersebut, sang istri menjawab dengan polosnya bahwa suaminya bekerja di Pom Bensin atau SPBU Ngempon dengan jabatan....wkwkwk... ketahuan kan....konyol nih. Maaf untuk jabatannya tidak saya sebutkan, takutnya ntar ada yang ramai, yang pasti sang pelapor yang melaporkan SPBU Krangjati tersebut mempunyai jabatan di SPBU Ngempon. Di sini sang pelapor agak teledor dengan menggunakan telepon rumah untuk melaporkan kejadian tersebut. Bukanya membeli nomor hp secara acak dengan nama acak tapi kelihatan yang paten, alias menyamar saja.
Untuk itu seluruh direksi dan karyawan SPBU Karangjati diinstruksikan oleh salah seorang pimpinan mereka untuk mengatakan sebenarnya tentang siapa yang melaporkan mereka tersebut, saat ini SPBU Karangjati sedang mencoba naik banding untuk meringakan hukuman mereka. Cerita ini saya dapatkan dari 3 orang sumber yang sangat terpercaya. Yang satu baru saja keluar dari SPBU Karangjati, yang satu masih kerja di SPBU Karangjati, dan yang satunya dari SPBU Ngempon. Dan yang pasti di antara kedua SPBU tersebut sekarang terjadi....
Jadi kisah di atas tersebutlah yang mendasari kisah unik antara pom bensin atau SPBU Ngempon vs SPBU Karangjati. Tidak lama juga SPBU Lemah Abang juga mengalami kejadian yang sama dengan kedua SPBU di atas. Ada apa dengan SPBU Lemah Abang ? say belum berani menulisnya, karerna belum mempunyai sumber yang kuat.
Ternyata di SPBU Ngempon juga kehabisan, terlihat tulisan ketika saya mau masuk bahwa bahan bakar premium telah habis dan menunggu kiriman dari pertamina. Langsung saja saya teruskan perjalanan ke SPBU berikutnya untuk membeli premium. Dan SPBU yang saya tuju adalah SPBU Karangjati, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, pinggir jalan utama yang menghubungkan kota Semarang-Solo-Yogyakarta. Alhamdulillah di SPBU Karangjati ternyata masih ada dan langsung saya isi full tank, habis Rp60.000,00.
Untuk diketahui bahwa selama terjadi kelangkaan bahan bakar premium di daerah kami tersebut, masih ada beberapa pedagang bensin eceran dengan harga yang agak sedikit lebih mahal dari harga biasanya di daerah kami. Kalau biasanya premium eceran di daerah kami dijual dengan harga Rp7.000,00 dan setelah mengalami kelangkaan ini harga premium eceran mencapai Rp.8.0000,00. Usut punya usut ternyata terjadi kasus di pihak SPBU Ngempon, yaitu ketika ada orang yang ingin mengisi bensin kendaraannya, sang operator lebih memilih untuk melayani orang yang membeli dengan beberapa jerigen (mungkin karena sang pembeli biasanya memberikan tips untuk tiap jerigennya kepada sang operator) jadi sang operator lebih meng-anak emaskan sang pembeli dengan beberapa jerigen tersebut.
Celakanya itu terjadi pada jam kerja atau di siang bolong. Perlu diketahui juga bahwa peraturannya para pembeli dengan jerigen seharusnya dilayani setelah malam hari sampai pagi hari pukul 05.00 wib. Dan sang pembeli yang diacuhkan tadi sedikit tersinggung dengan kelakuan sang operator yang pilih kasih tersebut. Akhirnya, mungkin sang pembeli yang kecewa tadi melaporkan kejadian tersebut ke layanan konsumen pertamina. Akhirnya pom bensin atau SPBU Ngempon kena sanksi dari pertamina tidak boleh menjual bahan bakar premium selama satu bulan.
Itulah yang menyebabkan harga premium eceran di daerah saya melonjak naik. Hari-hari berlanjut. Setiap saya hampir kehabisan bensin saya selalu mencoba berusaha untuk membelinya di SPBU Karangjati, Bergas. Beberapa hari kemudian saya bersama anak istri jalan-jalan naik sepeda motor kesayangan saya. Bensin sudah menipis lagi, terus saya mau membeli di SPBU Karangjati. Ternyata juga mengalami kehabisan bahan bakar premium, dengan tulisan yang hampir sama pengumumannya, "menunggu kiriman premium". Saya mengira pertama kali, wajarlah jika SPBU Karangjati kehabisan bahan bakar premium. Mungkin para pemakai premium dari daerah saya membelinya beralih ke sini semua.
Terus saya urungkan untuk membeli premium hari itu. Beberapa hari kemudian saya jalan ke Ungaran, dengan sisa-sisa premium yang masih ada dalam tangki motor saya Alhamdulillah sampai di Pom bensin Ungaran. Langsung saja saya isi kembali full tank.
Di sinilah yang menurut saya cerita ini menjadi menarik dan lucu. Selama beberapa hari tanpa kabar akan tersedianya kembali premium di kedua SPBU tersebut saya mendengar kabar bahwa SPBU Karangjati, Bergas ternyata juga diskors oleh pertamina tidak boleh menjual bahan bakar jenis premium selama satu bulan. Ternyata juga ada yang melaporkan. Ini unik dan menggelikan. Yang melaporkan ternyata salah satu karyawan pimpinan dari SPBU Ngempon. Ini terbukti bahwa dari pihak SPBU Karangjati yang menyelidiki tentang siapa yang melaporkan nmereka dapat terungkap dengan cepat.
Begini kronologis terungkapnya siapa pelapor yang menyebabkan SPBU Karangjati juga diskorsing oleh pertamina tidak boleh menjual premium selama satu bulan......
Salah satu pihak dari SPBU Karangjati menyelidiki dan menelepon nomor telepon sang pelapor yang melaporkan mereka tersebut. Dan ketika ditelepon, yang mengangkat adalah suara seorang wanita, ketika ditanya siapakah suaminya dan bekerja dimana suaminya tersebut, sang istri menjawab dengan polosnya bahwa suaminya bekerja di Pom Bensin atau SPBU Ngempon dengan jabatan....wkwkwk... ketahuan kan....konyol nih. Maaf untuk jabatannya tidak saya sebutkan, takutnya ntar ada yang ramai, yang pasti sang pelapor yang melaporkan SPBU Krangjati tersebut mempunyai jabatan di SPBU Ngempon. Di sini sang pelapor agak teledor dengan menggunakan telepon rumah untuk melaporkan kejadian tersebut. Bukanya membeli nomor hp secara acak dengan nama acak tapi kelihatan yang paten, alias menyamar saja.
Untuk itu seluruh direksi dan karyawan SPBU Karangjati diinstruksikan oleh salah seorang pimpinan mereka untuk mengatakan sebenarnya tentang siapa yang melaporkan mereka tersebut, saat ini SPBU Karangjati sedang mencoba naik banding untuk meringakan hukuman mereka. Cerita ini saya dapatkan dari 3 orang sumber yang sangat terpercaya. Yang satu baru saja keluar dari SPBU Karangjati, yang satu masih kerja di SPBU Karangjati, dan yang satunya dari SPBU Ngempon. Dan yang pasti di antara kedua SPBU tersebut sekarang terjadi....
Jadi kisah di atas tersebutlah yang mendasari kisah unik antara pom bensin atau SPBU Ngempon vs SPBU Karangjati. Tidak lama juga SPBU Lemah Abang juga mengalami kejadian yang sama dengan kedua SPBU di atas. Ada apa dengan SPBU Lemah Abang ? say belum berani menulisnya, karerna belum mempunyai sumber yang kuat.